Selasa, 01 Agustus 2017

Fiber to the X ( FTTX)

Image result for cara kerja jaringan FTTH FTTXFTTx (Fiber To The X) Sebagai Solusi Alternatif Akses Broadband Di Indonesia

1. Definisi :
Fiber to the x (FTTx) adalah istilah umum untuk setiap arsitektur jaringan broadband yang menggunakan serat optik untuk menggantikan seluruh atau sebagian dari kabel metal lokal loop yang digunakan untuk telekomunikasi last mile. Istilah umum berasal dari generalisasi beberapa konfigurasi penyebaran fiber (FTTN, FTTC, FTTB, FTTH), semua dimulai dengan FTT tapi dibedakan oleh huruf terakhir, yang digantikan oleh x pada generalisasi tersebut.
Industri telekomunikasi membedakan antara beberapa konfigurasi yang berbeda. Istilah-istilah yang digunakan paling luas saat ini adalah :
FTTN (Fiber-To-The Node) : Fiber diterminasikan pada kabinet di jalan hingga beberapa kilometer jauhnya dari tempat pelanggan, sedang koneksi akhir dengan tembaga.
FTTC (Fiber-To-The-Cabinet) atau ke-tepi jalan : ini sangat mirip dengan FTTN, tapi kabinet lebih dekat ke tempat pengguna, biasanya dalam 300 m.
FTTB (Fiber-To-The-Building) atau Fiber-to-the-Basement : serat mencapai batas Gedung, seperti di basement, lalu didistribusikan ke ruangan-ruangan yang dilakukan melalui beberapa alternatif.
FTTH (Fiber-To-The Home) : fiber mencapai ke rumah, diterminasikan pada kotak di dinding luar rumah.
FTTP (Fiber-To-Premises) : sebagai istilah untuk FTTH dan FTTB, atau dimana jaringan fiber meliputi rumah dan usaha kecil.
Koneksi internet yang selalu terhubung “ Always On” dipasangkan dengan penyebaran aplikasi seperti IPTV, VOIP, dan lain-lain, membawa kepada peningkatan bandwidth transmisi access network dengan percepatan perpindahan dari kabel metal yang conventional ke FTTH. Menurut data ITU-T pada juni 2008 terjadi peningkatan jumlah pelanggan FTTH/B di seluruh dunia. Ini menadai peningkatan kebutuhan broadband access dari tahun ke tahun. Pekerjaannya saat ini, adalah meningkatkan skala nasional untuk menggunakan fiber optic melalui yang disebut “last mile” ke pelanggan rumahan.
2. Access Network :
A Passive Optical Network (PON) system adalah metode yang paling efisien untuk menyediakan Broadband transmission melalui akses network. Dalam metode ini, sebuah Optical Line Terminal (OLT) pada Central Office (CO) dan sebuah Optical Network Unit (ONU) dalam rumah pelanggan menyediakan cost effective FTTH dengan membolehkan penggunaan Optical coupler untuk membagi 1 fiber menjadi N koneksi.
Konstruksi trunk cable yaitu koneksi fiber dari central office (CO) sampai ke tiang atau optical splitter, telah mengcover dari jaringan saat ini. Sisanya untuk menggelar fiber optic dari splitter (coupler) terakhir ke pelanggan rumahan ketika service diminta, membuat koneksi langsung FTTH antara Central Office dan pelanggan rumahan menggunakan optical fiber. Fiber optic digelar dari tiang atau optical spliter ke pelanggan rumahan disebut drop cable atau drop optical fiber dan dapat mencapai sampai 1.6 km panjangnya.
Di perumahan metropolitan, drop cable biasanya kurang dari 500 m panjangnya. Instalasi dari drop cable pertama membutuhkan konfirmasi dari optical level pada pelanggan rumahan diikuti oleh pengukuran throughput pada ONU.
3. FTTx Services
FTTx solution membantu operator menyediakan bandwidth yang lebih lebar dan service yang lebih kepada pelanggan. Tripe play adalah service yang bisa dilayani yang diintergrasikan dari beberapa jaringan yang berbeda, yang memungkinkan pelanggan mendapatkan layanan IPTV, akses internet, dan voice service. Berikut adalah service yang dapat didukung oleh teknologi FTTx :
High speed internet service berdasarkan LAN sampai 100M.
High speed internet service berdasarkan ADSL/VDSL sampai 100M
Voice service berdasarkan PSTN dan softswitch
TDM service
IPTV service
CATV service
Mobile Backhaul service
4. Beberapa Gangguan Yang Terjadi Pada FTTx :
Fiber Optic digelar di bawah tanah (under ground) sampai ke tiang telepon, dipisahkan oleh coupler dan akhirnya diterminasikan pada masing-masing ONU dalam pelanggan rumahan. Secara relative lebih banyak gangguan (fiber putus dan loss yang besar) terjadi pada bagian antara coupler dan ONU (drop cable) dari pada trunk fiber. Ada 3 penyebab utama dari gangguan ini sebagai berikut :
1). Natural Disaster
Fiber dibentangkan pada tiang, persoalannya adalah stress yang berulang dari angin topan, hujan yang deras dan lain-lain, sama seperti perubahan karena umur, yang menyebabkan rusak dan loss.
2). Animal Damage oleh burung, serangga dan lain-lain.
Diserang oleh binatang, seperti bajing/tupai, tikus, burung gagak dan lain-lain, menyebabkan kerusakan dan fiber putus. Di sebelah barat Jepang, telah banyak laporan kerusakan disebabkan oleh jangkrik bertelur di kabel.
3.) Terlalu banyak fiber menekuk/bending di perumahan pelanggan.
Kadang, orang-orang menata ulang furniture mereka dan memindahkan ONU dapat membekokkan fiber terlalu banyak, menyebabkan patah dan loss yang tinggi. Yang paling penting dari isu ini seberapa cepat dan efektif service engineer menangani gangguan drop cable yang disebabkan oleh beberapa type gangguan.
5. Penyebaran FTTH di Indonesia
Penyebaran teknologi fiber optic di Indonesia tegolong lambat dibandingkan dengan negara-negara lain. Contohnya di Jepang yang sudah mengaplikasikan FTTH pada jaringan mereka sejak beberapa tahun lalu dan Malaysia yang sudah mengaplikasikan FTTH pada jaringan mereka.
Hal ini mungkin dikarenakan biaya cukup tinggi yang harus dikeluarkan untuk mendeploy teknologi fiber optic di Indonesia. Terlebih lagi penetrasi mobile network di Indonesia yang cukup tinggi. Ini yang harusnya menjadi tantangan pemerintah dan industri telekomunikasi dalam negeri, misalnya dengan cara menumbuhkan industri dalam negeri untuk penggunaan perangkat dan infrastuktur local. Dengan cara ini diharapkan dapat meminimalisir biaya yang harus dikeluarkan bagi operator untuk mendeploy jaringan fiber optic dalam negeri.
Dengan keunggulan-keunggulan yang dimiliki fiber optic harusnya ini bisa jadi solusi untuk meningkatkan akses broadband di Indonesia, karena semakin hari permintaan akan koneksi broadband yang murah dan cepat terus meningkat, dan dapat terlaksana di negeri ini.

Perancangan Jaringan FTTX dengan Optisystem

Optisystem adalah sebuah perangkat lunak yang dapat digunakan untuk melakukan simulasi suatu jaringan fiber optik mulai dari sentral sampai end-user, selain itu Optisystem juga mendukung untuk pengukuran jaringan seperti Power Link Budget dan Rise Time Budget. 
Dalam melakukan perancangan jaringan FTTX, ada beberapa poin penting yang harus kita tentukan terlebih dahulu, diantaranya:
  1. Panjang link atau jalur dari sentral s/d pelanggan.
  2. Daya pancar di sentral.
  3. Panjang gelombang yang digunakan.
  4. Penggunaan penguat atau amplifier.
  5. Berapa kali sambungan kabel.
  6. Responsivitas perangkat penerima.
Setelah kalian mengetahui requirements dari beberapa poin tersebut, jadikanlah nilai tersebut sebagai tolok ukur atau standard dalam menentukan kualitas jaringan.
contohnya : 
perancangan jaringan FTTH (FTT-Home) karena merupakan perancangan jaringan optical fiber yang paling kompleks. Dalam perancangan ini saya menggunakan cara 2-stage untuk arah downstream dengan mengacu pada teknologi GPON.
Apa itu 2-Stage?
Jadi, dalam perancangan jaringan kabel optik ada 2 cara : 1 stage dan 2 stage. Sesuai dengan namanya, cara 1 stage hanya menggunakan splitter pasif 1:32 di posisi ODC, sedangkan 2-stage menggunakan splitter pasif 1:4 di ODC dan 1:8 di ODP. Peruntukan 2-stage adalah untuk jaringan perumahan kelas menengah ke bawah, sedangkan 1-stage lebih diperuntukkan untuk wilayah VIP dan berkelas serta customer enterprise seperti hotel berbintang, office, mall, dll.
arsitektur jaringan FTTX mulai dari sentral sampai dengan user. Kalau kita urutkan mulai dari sentral berarti ada OLT, ODF, ODC, ODP, roset, dan ONU/ONT. 

Untuk arah downstream digunakan panjang gelombang 1490 nm, sedangkat untuk arah upstream menggunakan panjang gelombang 1310 nm. 

  1. Pertama yang harus kita lakukan adalah membuat road-map mulai dari sentral (dalam hal ini berarti OLT). Pada software optisystem tidak disediakan perangkat OLT secara implisit, tapi kita bisa menggunakan perangkat Optical Transmitter sebagai penggantinya yang menyerupai fungsi dari OLT itu sendiri. Buka di folder Default -> Transmitter Library -> Optical Transmitter -> Optical Transmitter, lalu drag and drop ke lembar projectnya.
    Kita bisa mengubah konfigurasi transmitter tersebut dengan cara double click pada icon perangkat untuk menampilkan window Properties.

    Pada window properties kita dapat mengatur frekuensi (atau panjang gelombang) kerja optical source, power, extinction ratio, bitrate, jenis modulasi, duty cycle, rise time, dll. Semua pengaturan dapat kita atur secara manual tergantung konfigurasi yang diinginkan.
  2. Selanjutnya adalah merancang bagian ODF. KIta harus tahu dulu fungsi ODF seperti apa, ODF adalah suatu perangkat yang bisa dikatakan sebagai perangkat pembagi dari satu sentral untuk dibagi-bagi ke dalam beberapa wilayah yang terpisah, Bentuk dari ODF sendiri biasanya seperti rak bertingkat yang  setiap baris dan kolomnya memiliki identitas yang berbeda sesuai dengan wilayah/daerah yang dicatu.
    Dalam merancang ODF, yang perlu kita pasang diantaranya adalah patch cord, connector, dan adaptor. Beberapa tools tersebut dapat kita temukan di folder Default -> Passive Library -> Optical. Sedangkan patch cord sendiri dapat kita ibaratkan sebagai suatu optical fiber cable. Untuk mengatur kriteria dari masing-masing tools, cukup double click untuk memunculkan window properties.
  3. Yang ketiga adalah ODC, pada ODC biasanya ditempatkan passive splitter 1:4 dimana berarti 1 core fiber input akan menghasilkan 4 core fiber output. Untuk lebih memberikan suatu gambaran yang nyata, berikan juga adaptor dan connector sebagai penghubung ke splitter tersebut. Untuk perangkat splitter, yang perlu kita setting adalah besarnya loss/redaman (dalam dB) melalui window properties sesuai dengan datasheet perangkat di lapangan.
    Karena biasanya jarak dari ODF menuju ODC yang cukup jauh dan kabel fiber optik dalam satu haspel tidak cukup jangkauannya, maka diperlukan suatu sambungan kabel, oleh karenanya diperlukan suatu sambungan dengan splicing. Pada optisystem, splicing dapat kita ibaratkan dengan suatu attenuator yang memiliki loss tertentu.
  4. Keempat adalah ODP, ODP biasanya diletakkan di atas tiang atau di bawah (ground) layaknya kotak listrik di taman. Pada posisi ODP ditempatkan passive splitter 1:8, fungsi splitter sendiri adalah untuk membagi power/daya. Jika misalkan kita memiliki daya input 10 dBm, maka setiap cabang output dari splitter akan menghasilkan 1,25 dBm jika dalam kondisi ideal (tanpa ada loss perangkat, L= 0 dB). Sama halnya dengan ODC, berikan juga connector dan adaptor untuk lebih memberikan kesan nyata (real) terhadap perancangan yang kita buat.
  5. Kelima adalah roset, roset adalah perangkat terminasi akhir setelah kabel optik memasuki rumah (premises) sebelum menuju ke ONU/ONT. Roset biasanya berupa kotak kecil yang berisi adaptor dan mechanical splice. Mechanical splice dapat kita ibaratkan sebagai suatu perangkat attenuator, oleh karenanya kita harus menentukan terlebih dahulu berapa besar attenuasi dari perangkat tersebut. 
  6. Yang terakhir adalah ONT yang merupakan terminasi terakhir dari kabel optik dimana nantinya output sudah berupa kabel tembaga (bukan lagi kabel fiber optik). Perangkat ONT dapat kita ibaratkan sebagai suatu Optical Receiver yang dapat kita temukan pada folder Default -> Receivers Library -> Optical Receivers -> Optical Receiver. Selanjutnya adalah drag and drop ke project kita. Melalui window properties, yang  dapat kita atur diantaranya adalah Gain, ionization ratio, responsivitas, dark current, frekuensi cut off, insertion loss, dll.
  7. Selesai.
Lalu bagaimana cara mengetahui bahwa perancangan kita sudah berjalan dengan baik atau tidak? Cukup pasangkan perangkat BER Analyzer (Default -> Visualizer Library -> Electrical) untuk mengecek nilai BER dan Q-Factor, atau Optical Power Meter (Default -> Visualizer Library -> Optical) untuk mengetahui besaran power/daya yang diterima.
Ketentuannya adalah nilai BER tidak boleh lebih besar dari 1x10^-9 (BER <= 1x10^-9), sedangkan Q-factor harus lebih dari 6 (Q >= 6). Untuk power tidak ada kriteria/acuan khusus melainkan harus disesuaikan dengan responsivitas perangkat penerima (receiver).

Contoh hasil perancangan FTTH di Optisystem adalah sbb:


Oh iya selain make Optisystem, aku saranin temen-temen juga belajar pake software lain untuk mendukung perancangan jaringan FTTX ini, misalnya:

  • AutoCAD,
  • Map Info,
  • Garmin (Map Source),
  • Google Earth,
  • dll. 
Nama : DWI OKTAVIYANI
Kelas : XI TKJ-1
No. Absen : 18
sumber: https://indotelcoexpert.wordpress.com
              : http://fathamry.blogspot.co.id

Minggu, 23 Juli 2017

Fiber Optik

Sejarah singkat Fiber Optik
Penggunaan cahaya sebagai pembawa informasi sebenarnya sudah banyak digunakan sejak zaman dahulu, baru sekitar tahun 1930-an para ilmuwan Jerman mengawali eksperimen untuk mentransmisikan cahaya melalui bahan yang bernama serat optik. Percobaan ini juga masih tergolong cukup primitif karena hasil yang dicapai tidak bisa langsung dimanfaatkan, namun harus melalui perkembangan dan penyempurnaan lebih lanjut lagi. Perkembangan selanjutnya adalah ketika para ilmuawan Inggris pada tahun 1958 mengusulkan prototipe serat optik yang sampai sekarang dipakai yaitu yang terdiri atas gelas inti yang dibungkus oleh gelas lainnya. Sekitar awal tahun 1960-an perubahan fantastis terjadi di Asia yaitu ketika para ilmuwan Jepang berhasil membuat jenis serat optik yang mampu mentransmisikan gambar.
Di lain pihak para ilmuwan selain mencoba untuk memandu cahaya melewati gelas (serat optik) namun juga mencoba untuk ”menjinakkan” cahaya. Kerja keras itupun berhasil ketika sekitar 1959 laser ditemukan. Laser beroperasi pada daerah frekuensi tampak sekitar 1014 Hertz-15 Hertz atau ratusan ribu kali frekuensi gelombang mikro.
Pada awalnya peralatan penghasil sinar laser masih serba besar dan merepotkan. Selain tidak efisien, ia baru dapat berfungsi pada suhu sangat rendah. Laser juga belum terpancar lurus. Pada kondisi cahaya sangat cerah pun, pancarannya gampang meliuk-liuk mengikuti kepadatan atmosfer. Waktu itu, sebuah pancaran laser dalam jarak 1 km, bisa tiba di tujuan akhir pada banyak titik dengan simpangan jarak hingga hitungan meter.
Sekitar tahun 60-an ditemukan serat optik yang kemurniannya sangat tinggi, kurang dari 1 bagian dalam sejuta. Dalam bahasa sehari-hari artinya serat yang sangat bening dan tidak menghantar listrik ini sedemikian murninya, sehingga konon, seandainya air laut itu semurni serat optik, dengan pencahayaan cukup mata normal akan dapat menonton lalu-lalangnya penghuni dasar Samudera Pasifik.
Seperti halnya laser, serat optik pun harus melalui tahap-tahap pengembangan awal. Sebagaimana medium transmisi cahaya, ia sangat tidak efisien. Hingga tahun 1968 atau berselang dua tahun setelah serat optik pertama kali diramalkan akan menjadi pemandu cahaya, tingkat atenuasi (kehilangan)-nya masih 20 dB/km. Melalui pengembangan dalam teknologi material, serat optik mengalami pemurnian, dehidran dan lain-lain. Secara perlahan tapi pasti atenuasinya mencapai tingkat di bawah 1 dB/km.
Kronologi Perkembangan Serat Optik
1917 Albert Einstein memperkenalkan teori pancaran terstimulasi dimana jika ada atom dalam tingkatan energi tinggi
1954 Charles Townes James Gordon, dan Herbert Zeiger dari Universitas ColumbiaUSA, mengembangkan laser yaitu penguat gelombang mikro dengan pancaran terstimulasi, dimana molekul dari gasamonia memperkuat dan menghasilkan gelombang elektromagnetik. Pekerjaan ini menghabiskan waktu tiga tahun sejak ide Townes pada tahun 1951 untuk mengambil manfaat dari osilasifrekuensi tinggi molekular untuk membangkitkan gelombang dengan panjang gelombang pendek pada gelombang radio.
1958 Charles Townes dan ahli fisika Arthur Schawlow mempublikasikan penelitiannya yang menunjukan bahwa maser dapat dibuat untuk dioperasikan pada daerah infra merah dan spektrum tampak, dan menjelaskan tentang konsep laser.
1960 Laboratorium Riset Bell dan Ali Javan serta koleganya William Bennett, Jr., dan Donald Herriott menemukan sebuah pengoperasian secara berkesinambungan dari laser helium-neon.
1960 Theodore Maiman, seorang fisikawan dan insinyur elektro dari Hughes Research Laboratories, menemukan sumber laser dengan menggunakan sebuah kristal batu rubi sintesis sebagai medium.
1961 Peneliti industri Elias Snitzer dan Will Hicks mendemontrasikan sinar laser yang diarahkan melalui serat gelas yang tipis(serat optik). Inti serat gelas tersebut cukup kecil yang membuat cahaya hanya dapat melewati satu bagian saja tetapi banyak ilmuwan menyatakan bahwa serat tidak cocok untuk komunikasi karena rugi rugi cahaya yang terjadi karena melewati jarak yang sangat jauh.
1961 Penggunaan laser yang dihasilkan dari batu Rubi untuk keperluan medis di Charles Campbell of the Institute of Ophthalmology at Columbia-Presbyterian Medical Center dan Charles Koester of the American Optical Corporation menggunakan prototipe ruby laser photocoagulator untuk menghancurkan tumor pada retina pasien.
1962 Tiga group riset terkenal yaitu General Electric, IBM, dan MIT’s Lincoln Laboratory secara simultan mengembangkan gallium arsenide laser yang mengkonversikan energi listrk secara langsung ke dalam cahaya infra merah dan perkembangan selanjutnya digunakan untuk pengembangan CD dan DVD playerserta penggunaan pencetak laser.
1963 Ahli fisika Herbert Kroemer mengajukan ide yaitu heterostructures, kombinasi dari lebih dari satu semikonduktor dalam layer-layer untuk mengurangi kebutuhan energi untuk laser dan membantu untuk dapat bekerja lebih efisien. Heterostructures ini nantinya akan digunakan pada telepon seluler dan peralatan elektronik lainnya.
1966 Charles Kao dan George Hockham yang melakukan penelitian di Standard Telecommunications Laboratories Inggris mempublikasikan penelitiannya tentang kemampuan serat optik dalam mentransmisikan sinar laser yang sangat sedikit rugi-ruginya dengan menggunakan serat kaca yang sangat murni. Dari penemuan ini, kemudian para peneliti lebih fokus pada bagaimana cara memurnikan bahan serat kaca tersebut.
1970 Ilmuwan Corning Glass Works yaitu Donald Keck, Peter Schultz, dan Robert Maurer melaporkan penemuan serat optik yang memenuhi standar yang telah ditentukan oleh Kao dan Hockham. Gelas yang paling murni yang dibuat terdiri atas gabungan silika dalam tahap uap dan mampu mengurangi rugi-rugi cahaya kurang dari 20 decibels per kilometer, yang selanjutnya pada 1972, tim ini menemukan gelas dengan rugi-rugi cahaya hanya 4 decibels per kilometer. Dan juga pada tahun 1970, Morton Panish dan Izuo Hayashi dari Bell Laboratories dengan tim Ioffe Physical Institute dari Leningrad, mendemontrasikan laser semikonduktor yang dapat dioperasikan pada temperatur ruang. Kedua penemuan tersebut merupakan terobosan dalam komersialisasi penggunaan fiber optik.
1973 John MacChesney dan Paul O. Connor pada Bell Laboratories mengembangkan proses pengendapan uap kimia ke bentuk ultratransparent glass yang kemudian menghasilkan serat optik yang mempunyai rugi-rugi sangat kecil dan diproduksi secara masal.

Proses pengendapan uap kimia untuk memodifikasi serat optik
1975 Insinyur pada Laser Diode Labs mengembangkan Laser Semikonduktor, laser komersial pertama yang dapat dioperasikan pada suhu kamar.
1977 Perusahaan telepon memulai penggunaan serat optik yang membawa lalu lintas telepon. GTE membuka jalur antara Long Beach dan Artesia, California, yang menggunakan transmisi LED. Bell Labs mendirikan sambungan yang sama pada sistem telepon di Chicago dengan jarak 1,5 mil di bawah tanah yang menghubungkan 2 switching station.
1980 Industri serat optik benar-benar sudah berkibar, sambungan serat optik telah ada di kota kota besar di Amerika, AT&T mengumumkan akan menginstal jaringan serat optik yang menghubungkan kota kota antara Boston dan Washington D.C., kemudian dua tahun kemudian MCI mengumumkan untuk melakukan hal yang sama. Raksasa-raksasa elektronik macam ITT atau STL mulai memainkan peranan dalam mendalami riset-riset serat optik.
1987 David Payne dari Universitas Southampton memperkenalkan optical amplifiersyang dikotori (dopped) oleh elemen erbium, yang mampu menaikan sinyal cahaya tanpa harus mengkonversikan terlebih dahulu ke dalam energi listrik.
1988 Kabel Translantic yang pertama menggunakan serat kaca yang sangat transparan, dan hanya memerlukan repeater untuk setiap 40 mil.
1991 Emmanuel Desurvire dari Bell Laboratories serta David Payne dan P. J. Mears dari Universitas Southampton mendemontrasikan optical amplifiers yang terintegrasi dengan kabel serat optik tersebut. Dengan keuntungannya adalah dapat membawa informasi 100 kali lebih cepat dari pada kabel dengan penguat elektronik (electronic amplifier).
1996 TPC-5 merupakan jenis kabel serat optik yang pertama menggunakan penguat optik. Kabel ini melewati samudera pasifik mulai dari San Luis Obispo, California, ke Guam, Hawaii, dan Miyazaki, Jepang, dan kembali ke Oregon coast dan mampu untuk menangani 320,000 panggilan telepon.
1997 Serat optik menghubungkan seluruh dunia, Link Around the Globe (FLAG) menjadi jaringan kabel terpanjang di seluruh dunia yang menyediakan infrastruktur untuk generasi internet terbaru.


Pengertian Fiber Optik
Fiber optic adalah media transmisi yang terbuat dari serat kaca dan plastik yang menggunakan bias cahaya dalam mentransmisikan data. Sumber cahaya yang digunakan adalah laser karena mempunyai spectrum yang sangat sempit.  Media transmisi fiber optic sudah menggantikan eranya media copper (tembaga) dengan alasan bahwa fiber optic memiliki kelebihan, yaitu : informasi ditransmisikan dengan kapasitas (bandwidth) yang tinggi, karena murni terbuat dari kaca dan plastik maka signal tidak terpengaruh pada gelombang elektromagnetik dan frekwensi radio. Sementara media tembaga dapat dipengaruhi oleh interferensi gelombang elektromagnetik dan media wireless dipengaruhi oleh frekwensi radio. Dengan kelebihan yang dimiliki ini maka fiber optic sudah banyak digunakan sebagai tulang punggung (backbone) jaringan telekomunikasi.
Dari segi penggunaan fiber optic dibagi dalam dua jenis, yaitu single mode dan multi mode. Perbedan single mode dan multi mode adalah bahwa single mode memiliki ukuran core yang kecil, sumber sinar laser, unlimited bandwidth, dan jarak yang jauh ( > 60 km ) sedangkan multi mode memiliki ukuran core yang lebih besar, sumber sinar laser atau Light Emitting Diodes (LED), bandwidth terbatas, jarak sekitar (300 – 500 m) . Struktur dasar fiber optic terdiri dari tiga bagian yaitu core (inti), cladding (kulit), dan buffer (pelindung) atau coating (mantel). Core dan cladding terbuat dari kaca sedangkan buffer atau coating terbuat dari plastik biar fleksibel.

contoh gambar untuk macam2 konektor
 
JENIS-JENIS FIBER OPTIC
1. Single-mode fibers
Mempunyai inti yang kecil (berdiameter 0.00035 inch atau 9 micron) dan berfungsi mengirimkan sinar laser inframerah (panjang gelombang 1300-1550 nanometer)
 
2. Multi-mode fibers
Mempunyai inti yang lebih besar(berdiameter 0.0025 inch atau 62.5 micron) dan berfungsi mengirimkan sinar laser inframerah (panjang gelombang 850-1300 nanometer)

Cara Kerja Fiber Optik
Sebuah kabel fiber optik terbuat dari serat kaca murni, sehingga meskipun kabel mempunyai panjang sampai beratus2 meter, cahaya masih dapat dipancarkan dari ujung ke ujung lainnya. Helai serat kaca tersebut didesain sangat halus,ketebalannya kira-kira sama dengan tebal rambut manusia. Helai serat kaca dilapisi oleh 2 lapisan plastik (2 layers plastic coating) dengan melapisi serat kaca dengan plastik, akan didapatkan equivalen sebuah cermin disekitar serat kaca.

Cermin ini menghasilkan total internal reflection (refleksi total pada bagian dalam serat kaca),  sama seperti jika kita berada pada ruangan gelap dengan sebuah jendela kaca, kemudian anda mengarahkan cahaya senter 90 derajat tegak lurus dengan kaca , maka cahaya senter akan tembus ke luar ruangan. Akan tetapi jika cahaya senter tersebut diarahkan (ke jendela berkaca) dengan sudut yang rendah (hampir paralel dengan cahaya aslinya), maka kaca tersebut akan berfungsi menjadi cermin yg akan memantulkan cahaya senter ke dalam ruangan. demikian pada serat optik, cahaya berjalan melalui serat kaca pada sudut yang rendah.

Untuk mengirimkan percakapan2 telepon melalui serat optik, suara analog di rubah menjadi sinyal digital. Sebuah laser transmitter pada salah satu ujung kabel on/off untuk mengirimkan setiap bit sinyal. System fiber optik Modern dengan single laser bisa mentransmitkan jutaan bit/second. Atau bisa dikatakan laser transmitter on dan off jutaan kali /second. System terbaru laser transmitter dapat mentransmitkan warna2 yang berbeda untuk mengirimkan beragam sinyal digital dalam fiber optik yang sama.


Kabel fiber optik modern dapat membawa sinyal digital dengan jarak kurang lebih 60 mil (sekitar 100 Km). Pada jalur distribusi jarak jauh biasanya terdapat peralatan tambahan (equipment hut) setiap 40-60 mil,yang berfungsi pick-up equipment yang akan menampung, menguatkan sinyal, dan kemudian me- retransmit-kan sinyal ke equipment selanjutnya.






Nama : Dwi Oktaviyani
Kelas : XI TKJ-1
Sekolah : SMK N 1 Baureno
Referensi : http://epizahrin9.blogspot.co.id/2015/05/sejarah-singkat-fiber-optik.html

                  https://alfredoeblog.wordpress.com/2014/01/16/pengertian-fiber-optik/


                  https://sitruen.wordpress.com/2011/01/18/jenis-jenis-kabel-fiber-optik/

                  http://optics-optics.blogspot.co.id/2013/03/prinsip-kerja-fiber-optik.html